Waspada! Teknologi Batasi Interaksi Sosial Anak, Ini Langkah Pencegahannya

Di era digital, ketergantungan teknologi mengancam interaksi sosial anak ketahui solusi praktis bagi orang tua untuk mencegahnya.

Di era digital yang serba cepat, perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), telah membawa dampak signifikan terhadap kehidupan anak-anak. Dilansir dari Antara, seorang psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Adityana Kasandravati Putranto, menyoroti risiko ketergantungan teknologi yang dapat menghambat interaksi sosial anak, baik dengan keluarga maupun teman sebaya.

Peran orang tua menjadi sangat krusial dalam membimbing anak agar bijak menggunakan teknologi dan mencegah dampak negatifnya terhadap perkembangan sosial mereka. Bagaimana caranya? Mari kita telusuri langkah-langkah strategis yang dapat diambil orang tua untuk memastikan teknologi tidak menghambat perkembangan sosial anak-anak mereka.

Adityana menekankan pentingnya intervensi dini. “Untuk mencegah AI membatasi interaksi anak, baik dengan orang tua maupun teman-temannya, orang tua dapat mengambil beberapa langkah strategis,” katanya. Langkah-langkah ini bukan hanya sekadar membatasi penggunaan gadget, tetapi juga membangun kebiasaan positif dalam keluarga yang mendukung interaksi sosial yang sehat. Ini berarti menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman dan terdorong untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain, bukan hanya melalui layar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Common Sense Media pada tahun 2023, anak-anak di Amerika Serikat menghabiskan rata-rata lebih dari tujuh jam sehari untuk menggunakan berbagai perangkat digital. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dalam mengatur penggunaan teknologi agar tidak berlebihan dan mengganggu perkembangan sosial anak. Studi lain juga menunjukkan korelasi antara waktu yang dihabiskan di depan layar dan peningkatan risiko masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi pada anak-anak.

Membangun Rutinitas Keluarga Berkualitas

Salah satu strategi praktis yang ditawarkan Adityana adalah membangun rutinitas keluarga yang berkualitas. Ini bisa berupa makan malam bersama tanpa gangguan gadget, bermain bersama, atau sekadar bercerita tentang aktivitas sehari-hari. “Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat dan memperkuat komunikasi dalam keluarga,” jelas Adityana. Rutinitas ini memberikan waktu berkualitas bagi keluarga untuk saling berinteraksi dan membangun hubungan yang erat, mengurangi ketergantungan pada teknologi sebagai sumber hiburan atau interaksi.

Penelitian menunjukkan bahwa makan malam keluarga secara teratur dikaitkan dengan berbagai manfaat positif bagi anak-anak, termasuk peningkatan prestasi akademik, kesehatan mental yang lebih baik, dan hubungan keluarga yang lebih kuat. Mengurangi waktu layar selama makan malam memberikan kesempatan bagi keluarga untuk berkomunikasi dan berbagi pengalaman, memperkuat ikatan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada teknologi.

Selain makan malam bersama, aktivitas lain seperti bermain game papan, membaca buku bersama, atau melakukan kegiatan kreatif bersama dapat membantu membangun ikatan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada teknologi. Bermain bersama, misalnya, membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah.

Membatasi penggunaan gawai pada waktu-waktu tertentu, seperti sebelum tidur atau selama makan malam, juga penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan istirahat yang cukup dan waktu berkualitas bersama keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *