Warga Kelurahan Marunda, Jakarta Utara menanam 2 ribu lavender plus merajang serai atau sereh sebagai upaya mengantisipasi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dikutip dari detikNews, kedua tanaman tersebut diharapkan bisa mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypty yang menularkan DBD pada anak dan dewasa.
Menurut pakar insektisida nabati Prof Dadang dari Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB), lavender dan sereh cukup efektif mengusir nyamuk vektor virus Dengue. Lavender dan sereh mengandung senyawa diethylmeta toluamida (DEET) yang tidak disukai nyamuk Aedes aegypty. Aroma senyawa DEET tetap tercium nyamuk meski tanaman tersedia dalam bentuk utuh.
“Sebetulnya nggak ada masalah menggunakan tanaman lavender dan sereh untuk mengusir nyamuk. Dalam bantuk tanaman utuh atau sudah jadi senyawa tertentu sama-sama bisa mencegah gigitan nyamuk. Namun bentuk apapun yang dipilih tetap harus dibarengi metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” kata Prof Dadang pada detikHealth, Selasa (29/01/2019).
Lavender dan sereh tidak bisa berdiri sendiri melindungi penduduk dari gigitan nyamuk Aedes aegypty. Efektivitas lavender dan sereh akan turun jika tak dibarengi upaya lain untuk mengendalikan serangan nyamuk penyebar DBD. Prof Dadang mengingatkan kembali pentingnya merawat tanaman, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan 3M Plus untuk membersihkan sarang nyamuk.
Sebelumnya dalam riset yang diunggah di situs sciencemag.org, DEET dan minyak yang dihasilkan eukaliptus lemon dianggap tak efektif mencegah gigitan nyamuk. Keduanya hanya mampu menurunkan 60 persen ketertarikan nyamuk terhadap manusia yang menjadi objek penelitian. Riset ini telah dimuat dalam Journal of Insect Science.
Sumber : detik.com