Dalam kehidupan berumah tangga, persoalan keuangan dapat menjadi masalah besar. Hal ini bisa sangat mempengaruhi kualitas hidup pasangan, keluarga hingga masa depan sang anak.
Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk menyadari dan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut sejak dini agar masa depan mereka lebih terjamin.
Berikut adalah tujuh dosa finansial yang perlu diwaspadai oleh pasangan suami istri guna mengamankan masa depan keluarga, seperti dihimpun oleh Tim Financial Planner CNBC Indonesia.
1. Berutang tanpa informasi pasangan
Tanpa adanya perjanjian pranikah antara pasangan, semua utang yang diambil oleh pasangan bisa saja menjadi tanggung jawab bersama di masa depan. Tak hanya itu, utang juga bisa menjadi suatu hal yang diwariskan ke anak-anak, sehingga mereka terancam menjadi generasi sandwich selanjutnya di keluarga Anda.
Oleh karena itu, berutang tanpa sepengetahuan pasangan dapat menjadi masalah serius, terutama jika utang tersebut menumpuk dan tidak dapat dilunasi.
2. Menanggung biaya hidup keluarga kandung secara diam-diam
Biaya kehidupan bagi pasangan yang sudah menikah cenderung lebih besar daripada mereka yang masih lajang. Jika salah satu pasangan harus menanggung biaya hidup orang tua atau saudara kandung, hal ini sebaiknya didiskusikan secara terbuka dan direncanakan jauh sebelumnya.
Perencanaan ini penting untuk menghindari konflik dan memastikan bahwa tujuan finansial pasangan dapat tercapai.
3. Memberi pinjaman uang ke teman atau saudara
Kasus tidak dikembalikannya pinjaman kepada kerabat atau teman bukanlah hal yang jarang terjadi. Memiliki piutang yang tidak terbayar dapat berdampak buruk pada situasi keuangan.
Terlebih lagi, jika jumlah piutang cukup besar, ini bisa berarti kehilangan sejumlah besar uang. Oleh karena itu, bijaklah dalam memberikan pinjaman uang dan tetap berkomunikasi terbuka mengenai pengembalian pinjaman.
4. Tak bisa tahan keinginan anggota keluarga
Anggota keluarga perlu memiliki pemahaman tentang manajemen keuangan yang baik. Tanpa pemahaman ini, mereka mungkin tidak akan mendukung usaha pasangan untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan. Jika anggota keluarga cenderung boros, pasangan harus dapat mengendalikan pengeluaran yang tidak penting.
5. Berharap besar ke asuransi untuk dana pendidikan anak
Asuransi penting untuk melindungi keuangan keluarga dan memberikan perlindungan finansial. Namun, memanfaatkan asuransi untuk mengumpulkan dana pendidikan anak bisa menjadi kesalahan.
Dana pendidikan dan asuransi memiliki peran yang berbeda. Sebagai orangtua, Anda tetap perlu mengalokasikan dana secara khusus untuk pendidikan anak.
6. Tak punya jaminan kesehatan
Biaya perawatan kesehatan dapat sangat mahal dan kejadian tak terduga dapat terjadi sewaktu-waktu. Tanpa perlindungan seperti BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan, keluarga mungkin harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan. Ini dapat menguras tabungan keluarga dan bahkan memaksa mereka untuk berutang atau menjual aset demi biaya perawatan.
7. Trading dengan tabungan pendidikan anak
Uang pendidikan anak adalah kewajiban yang perlu dipersiapkan ketika pasangan memiliki anak. Trading, terlepas dari itu saham, mata uang asing, atau yang lain, memang mengandung risiko tinggi dan memerlukan uang dingin.
Menggunakan dana pendidikan anak untuk trading dapat meningkatkan risiko keuangan keluarga jika mengalami kerugian. Sebaiknya, aktivitas trading dilakukan dengan dana yang tidak terkait dengan kebutuhan jangka pendek atau panjang.