Harga emas Antam per gram telah mencapai level di atas Rp 1 juta, ditambah dengan kenaikan harga emas Antam sebesar 71% dalam 10 tahun terakhir, membuat investasi emas tetap diminati sebagai aset yang stabil. Saat terjadi ketidakpastian ekonomi, harga emas sebagai safe haven cenderung naik, dan dengan kemudahan investasi melalui emas digital, proses ini semakin praktis.
Namun, meskipun memiliki banyak keunggulan, emas juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, bagi yang tertarik pada investasi ini, diversifikasi tetap menjadi hal yang penting.
Berikut adalah beberapa kekurangan yang mungkin membuat sebagian orang menghindari investasi emas.
1. Tidak menghasilkan pendapatan pasif
Berbeda dengan instrumen keuangan lainnya seperti deposito, surat berharga, reksa dana, dan saham yang dapat memberikan pendapatan berupa bunga, imbal hasil, atau dividen, investasi emas hanya mengandalkan kenaikan harga (capital gain) dari waktu ke waktu.
2. Tidak cocok untuk jangka pendek
Investasi emas tidak cocok untuk jangka pendek karena perbedaan harga beli dan harga buyback emas bisa membuat investor mengalami kerugian, terutama jika membeli emas Antam. Harga emas bisa bervariasi, sehingga mempengaruhi keuntungan saat menjual kembali dalam jangka waktu singkat.
3. Pertumbuhan harga emas melambat saat perekonomian stabil
Kenaikan harga emas dalam beberapa tahun terakhir banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perang dagang, pandemi Covid-19, dan krisis perbankan. Namun, saat perekonomian stabil, minat investor cenderung beralih ke aset berisiko seperti saham, sehingga pertumbuhan harga emas melambat.
4. Risiko kehilangan tinggi
Investasi emas fisik, seperti emas batangan, memiliki risiko kehilangan yang tinggi akibat pencurian. Meskipun bisa disimpan di tempat yang aman atau safe deposit box, risiko ini tetap ada dan perlu diantisipasi.
Dengan memahami baik kelebihan dan kekurangan investasi emas, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola portofolio investasinya.
