Penggunaan Artificial Intelligence (AI) generatif seperti ChatGPT memang meluas ke berbagai sektor seperti pendidikan hingga di bidang pekerjaan. Dengan demikian, dampak yang timbul tentu tak bisa dihindari baik positif maupun negatif. AI generatif menurut laman Binus University, merupakan istilah yang dimiliki oleh salah satu tren teknologi terkait penggunaan AI dengan algoritme pembelajaran tanpa pengawasan untuk dapat melakukan pembuatan gambar digital, video, audio, teks, ataupun kode baru.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Stanford Digital Economy Lab Human-Centered Artificial Intelligence (HAI) Stanford University yang bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) mempelajari dampak AI generatif ini.
Mereka menemukan bahwa AI generatif meningkatkan produktivitas pekerja sebesar 14 persen. Dampak terbesar dirasakan pada mereka yang kurang berpengalaman.
“Kami menemukan bahwa pekerja yang menggunakan AI mengalami peningkatan produktivitas yang cukup signifikan. Tetapi hal ini terlihat di pekerja pemula yang kurang berpengalaman,” ungkap Lindsey Raymond peneliti dari MIT dikutip dari laman Human Artificial Intelligence (HAI) Stanford University.
Meningkatkan Produktivitas
Penelitian ini dilakukan oleh tiga pakar ekonomi yakni Erik Brynjolfsson yang juga direktur Lab Ekonomi Digital Stanford, Danielle Li seorang profesor di MIT Sloan School of Management dan Lindsey Raymond yang juga dari MIT.
Ketiganya melakukan penelitian terkait penggunaan AI di perusahaan Fortune 500 yang menggunakan aplikasi sebagai proses bisnisnya. Aplikasi tersebut memiliki data lebih dari 5.000 pekerja di perusahaan yang ditambah dengan asisten AI.
Asisten AI akan memantau obrolan para pelanggan dan menawarkan saran kepada agen (karyawan) tentang cara menanggapi pelanggan. Agen bisa menggunakan saran tersebut atau mengabaikannya.
Hasilnya ditemukan bila agen mampu menyelesaikan 13,8% lebih banyak keluhan per-jam. Tak hanya itu, agen juga dapat mengatasi masalah lebih cepat, menangani beberapa panggilan sekaligus dan berhasil menyelesaikan masalah.
Penelitian juga menemukan bila asisten AI dapat meningkatkan kinerja pekerja yang kurang terampil dan berpengalaman menjadi lebih produktif. Bahkan agen yang baru kerja dua bulan bila dibantu AI memiliki kemampuan setara dengan agen yang bekerja 6 bulan tanpa dibantu AI.
Dengan demikian para peneliti menilai AI dalam hal ini menimbulkan efek yang positif termasuk bagi pekerja yang sudah terampil dan berpengalaman. Karena AI juga membantu para agen agar lebih berempati ketika menghadapi pelanggan yang frustasi atau tidak baik.
Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Meski sudah dipastikan memiliki dampak positif pada dunia kerja, Brynjolfsson menyatakan perlu penelitian lebih lanjut terkait hal ini. Karena sejauh ini, hanya sedikit penelitian yang meneliti penggunaan AI dalam skala besar dan dampaknya pada produktivitas atau bidang lain di dunia kerja.
“Sebagian studi sudah mencoba memahami kemampuan AI generatif. Tetapi, penelitian ini adalah studi pertama yang melihat AI generatif di tempat kerja secara nyata,” ungkapnya.
Terlebih teknologi berlalu dengan cepat sekali, sehingga tidak bisa dipastikan bagaimana dampak AI pada produktivitas di masa mendatang. Tak hanya itu, AI dapat juga mengetahui banyak hal tak hanya produktivitas.
“Sistem AI dapat memengaruhi kepuasan pekerja dan pelanggan, gesekan hingga pola perilaku. Ada begitu banyak yang tidak kita ketahui, untuk itu kami membutuhkan lebih banyak penelitian terkait hal ini,” tutupnya.
Baca artikel detikedu, “Studi: AI Generatif Tingkatkan Produktivitas 14% Bagi Karyawan Minim Pengalaman” selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6800034/studi-ai-generatif-tingkatkan-produktivitas-14-bagi-karyawan-minim-pengalaman.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/