Plh Walkot Bandung Usul Penggunaan HP di Sekolah Dibatasi

redaksi

redaksi

 

Hallo sahabat blessings

Kasus perundungan yang dilakukan sejumlah pelajar kepada teman sebayanya di Cicendo, Kota Bandung jadi sorotan usai videonya viral di media sosial. Kasut tersebut bukan yang pertama kali di Bandung.
Menyikapi hal itu, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengumpulkan seluruh kepala sekolah tingkat SD hingga SMP di Kota Bandung. Mereka dikumpulkan untuk menerima arahan dari Ema.

Ia menceritakan sedikit pengalamannya di bangku sekolah. Menurutnya, gadget menjadi salah satu faktor bagaimana anak mampu memperoleh informasi yang belum waktunya.

“Hari ini kita membahas supaya masalah (perundungan) seperti ini tidak terjadi lagi di Bandung. Siswa sekolah ini adalah harapan bangsa yang harus diselamatkan. Di tahun 1973 saya SD sampai SMA alat komunikasi tidak ada, dulu juga tidak ada cerita pengeroyokan dan perundungan. Teknologi itu diciptakan sebagai alat bantu bukan untuk kepentingan lain, harus jadi positif. Ini saya bukan mencari kambing hitam kalo perundungan sebabnya gadget, tapi kecil besarnya kalau tidak bijak memanfaatkan gadget itu bahaya,” ucap Ema di depan para Kepala Sekolah.

“Cerita seperti itu tidak ada di tahun 70, 80, 90. Apa ini mau dibiarkan? Awalnya kasus di Cicendo itu dari ejek-ejek, jangan-jangan awalnya dari postingan? Ini tidak hanya terjadi di Bandung, daerah lain pun sama,” lanjutnya.

Menurut Ema, para kepala sekolah harus intensif mengawasi dan memberi pengertian baik oleh para pendidik ke anak didiknya selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, termasuk saat jam istirahat.

Ia pun memberi usulan agar penggunaan gadget pada anak bisa dikurangi saat di sekolah. Sebab, fungsi anak membawa handphone sebetulnya hanya untuk memberi kabar pada orang tua.

“Saya tadi bilang sama Pak Kadis, bisa nggak kalau anak-anak saat di sekolah HP-nya diambil dulu? Disimpan dulu, bukan razia ya. Silakan forum Kepsek berembug karena ini tujuannya baik. Saat pulang, HP dikembalikan. HP itu kan sebetulnya untuk komunikasi jam sabaraha mau dijemput, tidak jauh darisana. Mungkin tidak kita sepakat untuk memperbaiki? Ini bukan perintah, ini ide. Urusan siswa ini urusan bapak dan ibu juga, meski tanggung jawab orang tua juga,” ujar Ema.

Selain itu, Ema juga memberikan arahan agar guru Bimbingan Konseling (BK) bisa berperan lebih banyak. Menurutnya, BK bisa mengambil langkah prefentif jika memiliki gambaran masalah dan sifat setiap anak di sekolah.

Untuk selengkapnya silahkan kunjungi artikel aslinya Disini ya

BERITA TERBARU