“Seni Menjadi Orangtua dan Sahabat Untuk Anak”

admin

admin

Menjadi orang tua adalah anugerah sekaligus tanggung jawab besar. Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, tidak hanya dalam hal pemenuhan kebutuhan fisik tetapi juga dalam membangun hubungan emosional yang erat. Salah satu pendekatan yang semakin disadari manfaatnya adalah menjadi tidak hanya sebagai orang tua, tetapi juga sebagai sahabat bagi anak.

Membangun hubungan yang harmonis dengan anak berarti memberikan mereka ruang untuk mengekspresikan perasaan tanpa takut dihakimi. Hal ini menuntut perubahan pola pikir, di mana orang tua tidak hanya berperan sebagai sosok otoritatif, tetapi juga menjadi pendengar yang baik dan pendukung setia bagi anak. Dengan pendekatan ini, anak akan merasa lebih nyaman dan terbuka dalam berbagi cerita serta menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya.

Menurut Linda Perlman Gordon dan Susan Morris Shafer, hubungan yang dekat antara orang tua dan anak dapat membentuk karakter yang baik, seperti rasa empati, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kepedulian, serta kesetiaan. Maka dari itu, memahami seni menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi anak adalah langkah penting dalam membangun keluarga yang bahagia dan harmonis.

Tantangan dalam Menyeimbangkan Peran Sebagai Orangtua dan Sahabat

Memiliki pendekatan sebagai sahabat untuk anak dapat membuat seorang anak merasa lebih dihargai dan didukung sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Ketika anak merasa didukung, dipahami, dan memiliki tempat aman untuk berbicara di rumah, mereka akan lebih kecil kemungkinannya untuk mencari perhatian atau solusi dari sumber yang berisiko. Untuk itu menyeimbangkan peran sebagai orangtua dan sahabat untuk anak dapat mencegah anak untuk mencari pelarian di lingkungan yang kurang baik.

Di balik itu, berperan ganda sebagai orangtua dan sahabat untuk anak tentu memiliki tantangan yang kompleks. Di satu sisi, orangtua ingin mendidik anak untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin bertanggung jawab namun di sisi lain orangtua juga ingin menjadi tempat ternyaman dan aman untuk anak berbagi perasaan dan cerita. Oleh karenanya, berperan sebagai orangtua dan sahabat untuk anak bukan berarti menghilangkan batasan, akan tetapi menciptakan keseimbangan antara ketegasan dan kehangatan.

Cara Menjadi Orang Tua yang Bersahabat dengan Anak

Menjadi orangtua yang bersahabat dengan anak bukan berarti kehilangan wibawa, namun lebih pada menciptakan hubungan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghormati. Berikut adalah tips untuk menjadi orangtua yang bersahabat dengan anak.

1. Berbagi Cerita dengan Anak

Komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam membangun hubungan yang erat dengan anak. Orang tua sering kali bertanya kepada anak tentang kegiatannya sehari-hari, tetapi jarang berbagi cerita tentang diri mereka sendiri. Padahal, dengan berbagi pengalaman, anak akan merasa lebih dihargai dan lebih nyaman dalam membuka diri.Jangan hanya meminta anak untuk selalu jujur dan terbuka, sementara kita sendiri tidak memberikan contoh yang sama. Membuka diskusi dua arah akan menciptakan rasa kepercayaan dan membuat anak merasa lebih dekat dengan orang tuanya. Dengan begitu, anak akan lebih mudah berbagi cerita, baik tentang hal yang menyenangkan maupun permasalahan yang mereka hadapi.

2. Menonton Bersama Film Kesukaannya

Anak-anak cenderung lebih mudah merasa nyaman dengan orang yang memiliki minat yang sama dengan mereka. Salah satu cara untuk menunjukkan perhatian kepada anak adalah dengan menonton film atau acara televisi favorit mereka. Kegiatan ini tidak hanya akan mempererat hubungan, tetapi juga bisa menjadi kesempatan bagi orang tua untuk memahami dunia anak lebih dalam.Selain itu, menonton bersama juga bisa menjadi bahan diskusi menarik, di mana orang tua bisa mengajarkan nilai-nilai positif dari film yang ditonton. Dengan begitu, anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga pelajaran berharga yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menjadi Pendengar Anak Ketika Bercerita

Sering kali, anak-anak merasa ragu atau takut untuk berbagi cerita dengan orang tua karena khawatir akan dihakimi atau dinasihati secara berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjadi pendengar yang baik tanpa buru-buru memberikan solusi atau menilai apa yang diceritakan anak.Memberikan ruang bagi anak untuk bercerita tanpa interupsi akan membuat mereka merasa dihargai dan didengar. Setelah anak selesai berbicara, barulah orang tua dapat memberikan saran dengan cara yang bijaksana dan tidak menggurui. Dengan cara ini, anak akan merasa lebih nyaman untuk terus berbagi cerita di masa depan.

4. Menghargai Hasil Kerja Anak

Pengakuan dari orang tua sangat berarti bagi anak. Menghargai usaha dan pencapaian mereka, sekecil apa pun, akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk terus berkembang. Pujian yang tulus dapat menjadi dorongan positif yang membuat anak merasa dihargai dan diperhatikan.Menurut Child Mind Institute, meskipun anak terkadang terlihat tidak peduli terhadap pendapat orang tuanya, sebenarnya mereka sangat menginginkan pengakuan dari orang yang mereka cintai. Oleh karena itu, memberikan apresiasi yang tulus akan membantu membangun hubungan yang lebih baik antara orang tua dan anak.

5. Memberikan Privasi

Meskipun penting untuk selalu memantau anak, orang tua juga perlu memberikan mereka ruang pribadi. Anak-anak, terutama yang mulai beranjak remaja, membutuhkan waktu sendiri untuk mengeksplorasi diri dan mengembangkan kemandirian.Menghormati privasi anak bukan berarti membiarkan mereka tanpa pengawasan, tetapi lebih kepada memberikan kepercayaan bahwa mereka mampu mengambil keputusan sendiri. Jika anak merasa dipercaya, mereka akan lebih terbuka untuk berbagi cerita tanpa harus merasa tertekan atau terpaksa.

6. Mengajak Temannya Berkunjung ke Rumah

Salah satu cara untuk lebih memahami dunia anak adalah dengan mengenal teman-temannya. Mengundang teman-teman anak untuk bermain atau menginap di rumah bisa menjadi cara yang efektif untuk melihat bagaimana anak berinteraksi dalam lingkungan sosialnya.

Selain itu, dengan mengenal teman-temannya, orang tua juga bisa lebih memahami karakter dan pergaulan anak. Ini juga memberikan kesempatan untuk memastikan bahwa anak berada di lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan mereka secara emosional dan sosial.

Menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi anak adalah seni yang memerlukan keseimbangan antara kedekatan emosional dan batasan yang jelas. Dengan membangun komunikasi yang baik, memberikan apresiasi, dan menghargai privasi anak, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi pertumbuhan mereka.

Namun, menjadi sahabat bagi anak bukan berarti menghilangkan peran sebagai orang tua yang membimbing. Tetaplah bersikap tegas ketika dibutuhkan, tetapi dengan cara yang penuh pengertian dan kasih sayang. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan memiliki hubungan yang erat dengan orang tuanya sepanjang hidupnya.

 

Sumber: https://www.merdeka.com/sehat/seni-menjadi-orangtua-dan-sahabat-untuk-anak-339702-mvk.html?page=3

BERITA TERBARU